Monday, September 11, 2017

Belajar Dasar Matan Kitab Al Jurumiyah [hal 3]

BAB NA’AT (sifat)
Na’at itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, ma’rifatnya, dan nakirahnya. Contohnya:
قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.

Belajar Dasar Matan Kitab Al Jurumiyah [hal 3]
Ma’rifat (kata khusus) itu ada lima:

  1. Isim Dhamir (kata ganti), contohnya : أَنَا وَأَنْتَ
  2. Isim Alam (nama), contohnya : زَيْدٍ وَمَكَّةَ
  3. Isim Mubham (kata tunjuk), contohnya : هَذَا, وَهَذِهِ, وَهَؤُلَاءِ
  4. Isim yang terdapat alif lam (al), contohnya : اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ
  5. apa-apa yang diidhafahkan kepada salah satu dari ini yang empat.

Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar (beraneka ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Dan untuk memudahkannya, nakirah itu adalah setiap yang dapat menerima alif lam,
contohnya : اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ

BAB ‘ATHAF
Huruf ‘athaf ada sepuluh, yaitu :
اَلْوَاوُ, وَالْفَاءُ, وَثُمَّ, وَأَوْ, وَأَمْ, وَإِمَّا, وَبَلْ, وَلَا, وَلَكِنْ, وَحَتَّى فِي بَعْضِ اَلْمَوَاضِعِ
Waw, fa, tsumma, aw, am, imma, bal, la, laakin, dan hatta pada sebagian tempat.
Jika kamu athafkan dalam keadaan rafa’ maka rafa’akan, dalam keadan nashab maka nashabkan, dalam keadaan khafad maka khafadhkan, dalam keadaan jazm maka jazmkan.
Contohnya :
"قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو, وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو, وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ

BAB TAUKID (menekankan atau menguatkan)
Taukid itu mengikuti yang diperkuat dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, dan ma’rifatnya. Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :
اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ
Dan yang mengikuti ajam’u, yaitu
أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ
Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ, وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ, وَمَرَرْتُ بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ.

BAB BADAL
Apabila dibadalkan isim dengan isim atau fi’il dengan fi’il maka mengikuti badalnya itu pada seluruh i’rabnya. Badal itu ada empat :
1. بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء
2. َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ
3. َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ
4. َبَدَلُ اَلْغَلَطِ

Contohnya:
"قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ, وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ
Kamu ingin berkata al farasa (kuda) akan tetapi kamu ternyata salah,
maka kamu ganti dengan zaidan menjadi رَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ

Bab Isim-isim Yang dinashabkan
Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas:

  1. Maf’ul bih
  2. Mashdar
  3. Dzharaf zaman
  4. Dzharaf makan
  5. Hal
  6. Tamyiz
  7. Mustatsna
  8. Isim Laa
  9. Munada
  10. Maf’ul min ajlih
  11. Maf’ul ma’ah
  12. Khabar kaana
  13. Isim inna
  14. khabar saudara kaana dan isim saudara inna
  15. Yang mengikut dinashabkan, yaitu ada empat : na’at, ‘athaf, taukid, dan badal

BAB MAF'UL BIH
Maf’ul bih adalah isim yang dinashabkan yang dikenakan padanya suatu perbuatan.
Contohnya :
ضَرَبْتُ زَيْدًا, وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ
Maf’ul bih itu ada dua bagian, yaitu maf’ul bih dzhahir dan maf’ul bih dhamir.
Maf’ul bih dzhahir telah dijelaskan sebelumnya (pada bab-bab yang menjelaskan tentang dzhahir).
Sedangkan maf’ul bih dhamir itu terbagi menjadi dua:
1.Muttashil (bersambung)
   Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :
ضَرَبَنِي, وَضَرَبَنَا, وَضَرَبَكَ, وَضَرَبَكِ, وَضَرَبَكُمَا, وَضَرَبَكُمْ, وَضَرَبَكُنَّ, وَضَرَبَهُ, وَضَرَبَهَا, وَضَرَبَهُمَا, وَضَرَبَهُمْ, وَضَرَبَهُنَّ
2.Munfashil (terpisah)
   Maf’ul bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:
إِيَّايَ, وَإِيَّانَا, وَإِيَّاكَ, وَإِيَّاكِ, وَإِيَّاكُمَا, وَإِيَّاكُمْ, وَإِيَّاكُنَّ, وَإِيَّاهُ, وَإِيَّاهَا, وَإِيَّاهُمَا, وَإِيَّاهُمْ, وَإِيَّاهُنَّ.

BAB MASHDAR
Mashdar adalah isim yang dinashabkan yang datang menempati tempat ketiga dalam tashrif fi’il.
Contohnya :
ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا
Mashdar terbagi dua :
1. Lafdzhy
2. Ma’nawy

Jika lafazdh mashdarnya bersesuaian dengan lafadzh fi’ilnya maka itu trmasuk mashdar lafdzhy
contohnya : قَتَلْتُهُ قَتْلًا
Dan jika mashdarnya bersesuaian dengan makna fi’ilnya bukan lafadhznya maka itu adalah mashdar ma’nawy.
Contohnya : جَلَسْتُ قُعُودًا, ، وقمت وُقُوفًا

Bab Dzharaf Zaman (keterangan waktu) dan Dzaharaf Makan (keterangan tempat)
Dzharaf zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada). Contoh dzharaf zaman :
اَلْيَوْمِ, وَاللَّيْلَةِ, وَغَدْوَةً, وَبُكْرَةً, وَسَحَرًا, وَغَدًا, وَعَتَمَةً, وَصَبَاحًا, وَمَسَاءً, وَأَبَدًا, وَأَمَدًا, وَحِينًا
Dzharaf makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada).
Contohnya:
أَمَامَ, وَخَلْفَ, وَقُدَّامَ, وَوَرَاءَ, وَفَوْقَ, وَتَحْتَ, وَعِنْدَ, وَمَعَ, وَإِزَاءَ, وَحِذَاءَ, وَتِلْقَاءَ, وَثَمَّ, وَهُنَا

BAB HAAL
Haal adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا" وَ"رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا" وَ"لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا"
Haal itu pasti nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalamnya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat.

BAB TAMYIZ
Tamyiz itu adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan dzat yang sebelumnya samar.
Contohnya :
"تَصَبَّبَ زَيْدٌ عَرَقًا", وَ"تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا" وَ"طَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا" وَ"اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا" وَ"مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً" وَ"زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا" وَ"أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا"

Tamyiz itu pasti nakirah dan tamyiz hanya terjadi setelah kalamnya sempurna

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon